Rindu menyiksaku karena hanya suatu hal yang kecil. Melihat sebuah binkai foto yang ditemukan di kardus kamar yang seharusnya ku buang namun aku hanya lupa untuk melakukannya. Ada beberapa foto yang megingatkanku tentangmu. Foto dari tiga tahun lalu, saat indah bersamamu.
“Masih ada itu foto? Gue kira udah lu buang”, suara samar kakak dibelakang punggungku. Aku mengakui melakukan kesalahan karena masih menyimpan kenangan itu. “Hanya sebuah foto rusak move on sebelanga”. Kata-kata yang aneh diddengar tapi itulah kenyataannya.
“Lu kenapa dulu putus sama dia kalo lu masih sayang sama dia? putus pas lagi sayang-sayangnya pula, harusnya lu jujur aja lu kenapa, gausah dulu lu minta putus sama dia, nyesel ga lu sekarang?”, kata itu terlontar kembali dari kakakku. Aku hanya bisa terdiam dan tak berkata apa-apa. Menyesal? Mungkin tidak, namun terlalu banyak hal yang ku lakukan dengannya.
Setiap hari bertemu dengannya selama tiga tahun mungkin bukan waktu yang lama, tiada hari tanpa bertemu, bahkan akhir pekan pun bertemu. Memang jaraknya cukup jauh, antara jakarta dan citayam, namun kami bersekolah di tempat yang sama. Continue reading Hello From The Other Side
You must be logged in to post a comment.