Hello From The Other Side

images

Rindu menyiksaku karena hanya suatu hal yang kecil. Melihat sebuah binkai foto yang ditemukan di kardus kamar yang seharusnya ku buang namun aku hanya lupa untuk melakukannya. Ada beberapa foto yang megingatkanku tentangmu. Foto dari tiga tahun lalu, saat indah bersamamu.

“Masih ada itu foto? Gue kira udah lu buang”, suara samar kakak dibelakang punggungku. Aku mengakui melakukan kesalahan karena masih menyimpan kenangan itu. “Hanya sebuah foto rusak move on sebelanga”. Kata-kata yang aneh diddengar tapi itulah kenyataannya.

“Lu kenapa dulu putus sama dia kalo lu masih sayang sama dia? putus pas lagi sayang-sayangnya pula, harusnya lu jujur aja lu kenapa, gausah dulu lu minta putus sama dia, nyesel ga lu sekarang?”, kata itu terlontar kembali dari kakakku. Aku hanya bisa terdiam dan tak berkata apa-apa. Menyesal? Mungkin tidak, namun terlalu banyak hal yang ku lakukan dengannya.

Setiap hari bertemu dengannya selama tiga tahun mungkin bukan waktu yang lama, tiada hari tanpa bertemu, bahkan akhir pekan pun bertemu. Memang jaraknya cukup jauh, antara jakarta dan citayam, namun kami bersekolah di tempat yang sama. Continue reading Hello From The Other Side

Aku dan Angin

Angin berhembus begitu kencangnya. Semilir angin dan suara air yang terdengar samar dari kejauhan. Pohon pun bergerak searah angin seolah sudah pasrah dengan apa yang seharusnya dia rasakan.

Pernakah kau coba berbicara dengan alam? Pernakah kau merasakan apa yang mereka rasakan? Angin berbicara bahwa saatnya akan hujan dan pohon pun berbisik agar secepatnya kau berteduh. Pernahkah kau merasakan apa yang kurasakan, rasa ini, cinta ini dan semuanya.

Mungkinkah hati itu telah mati untukku atau kau memiliki orang lain yang sudah menggantikan sosok diriku di dalam hatimu? Aku disini bertahan dan mencoba untuk bersabar, berharap suatu hari nanti kau memiliki rasa yang sama denganku.

Biarkan nafas ini terus berhembus, cinta ini tetap terasa dan semuanya tetap berada pada posisinya. Salahkah aku mengharapkan sosokmu walau rasanya tak akan pernah terbalaskan? Salahkan menginginkan semu yang tak pernah jadi nyata?

Malioboro

Terkadang cinta itu menyakitkan, hanya bisa tersenyun walau sakit rasanya kehilangan. Mencintai tapi tak dicintai sudah menjadi hal wajar, tapi dalam dunia yang berbeda semua terasa tak adil.

Jalanku menyusuri malioboro terasa begitu berat, terlalu banyak kenangan kita bersama. Aku sudah mengetahui sejak lama ketika ku harus kehilanganmu, aku juga harus siap untuk mencari yang baru. Sosok orang yang mungkin bisa menggantikan dirimu. Tidak, bukan mengganti, tetapi merubah, kau memang tak bisa tergantikan, tapi merubah yang baru bisa saja terjadi.

Langkah demi langkah serasa semua kembali seperti lima tahun yang lalu. Tawa itu, senyum itu, dan semuanya terasa begitu nyata, bahkan genggaman tanganmu saat mengajakku berkeliling malioboro masih bisa kurasakan. Mengapa sulit untuk melupakanmu? Kamu itu sebenarnya siapa? Mengapa aku begitu tersiksa ketika kehilanganmu?

Continue reading Malioboro